Selasa, 11 Maret 2008

Seks Dalam Pandangan Kristiani

Pendapat masyarakat tentang seks mengalami perubahan dari masa ke masa. Rollo May menulis, “Masyarakat zaman Victoria mencari cinta tanpa harus terlibat dengan seks; sementara masyarakat modern mencari seks tanpa harus terlibat dengan cinta”. Dari pandangan masyarakat Puritan yang mengatakan seks sebagai sarana kejahatan bagi prokreasi, kita beralih pada pandangan populer Playboy yang mengangap seks sebagai sarana rekreasi.

Kedua pandangan ekstrim tersebut tidak benar dan tidak menunjukan fungsi seks yg sesuai dengan maksud Tuhan. Pandangan negatif membuat pasangan yang telah menikah merasa bersalah saat berhubungan seks; sementara pandangan yang bebas membuat manusia menjadi seperti robot yang melihat seks dalam arti sempit dan hanya berfungsi untuk kepuasan.

Bagaimana seorang Kristen memahami seks? Apa yang Alkitab katakan tentang seksualitas? Tujuh prinsip dibawah ini diharapkan dapat membantu orang Kristen yang mempercayai Alkitab memahami seks.


Prinsip 1: Alkitab mengatakan bahwa seksualitas manusia sebagai sesuatu yang baik
.

Mari kita mulai dari awal: “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambarNya, menurut gambar Allah diciptakanNya dia; laki-laki dan perempuan diciptakanNya mereka” (Kej 1:27) Setelah penciptaan sebelumnya dilakukan, Allah melihat bahwa “semuanya itu baik” (Kej 1:12,18,21,25), tapi setelah penciptaan manusia sebagai laki-laki dan perempuan, Allah melihat bahwa “segala yang dijadikanNya itu, sungguh amat baik” (Kej 1:31). Awal pengertian secara ilahi bahwa seksualitas manusia itu ‘sungguh amat baik’ menunjukan perbedaan seksual pria dan wanita sebagai bagian dari kebaikan dan kesempurnaan dari ciptaan Tuhan yang pertama.

Perhatikan juga bahwa perbedaan jenis kelamin pria dan wanita berhubungan dengan kenyataan bahwa manusia diciptakan menurut peta Allah. Karena Kitab suci membedakan manusia dengan ciptaan yang lain, para ahli teologi berpendapat bahwa pengertian peta Allah mengaju pada kemampuan rasional, moral, dan spiritual yang Tuhan berikan kepada pria dan wanita.

Namun demikian, masih ada cara lain bagi kita untuk memahami pengertian dari peta Allah, berdasarkan apa yang tertulis dalam Kej 1:27: “menurut gambar Allah diciptakanNya dia; laki-laki dan perempuan diciptakanNya mereka.” Jadi kepriaan dan kewanitaan manusia mencerminkan peta Allah dalam pengertian bahwa pria dan wanita mempunyai kemampuan untuk memiliki kesatuan hubungan yang sama dengan kesatuan hubungan yang ada dalam konsep Trinitas. Tuhan dalam pengertian Alkitabiah bukanlah Sesuatu yang sendiri dalam singularitas abadi melainkan berada dalam hubungan tiga Oknum yang secara misterius disatukan sehingga kita menyembahnya sebagai satu Tuhan. Kesatuan yang misterius dalam konsep Trinitas ini dicerminkan melalui gambar ilahi dalam manusia, dalam dua jenis kelamin yang berbeda; pria dan wanita; yang juga secara misterius disatukan dalam perkawinan menjadi ‘satu daging’.


Prinsip 2: Seksualitas manusia adalah satu proses dimana dua menjadi ‘satu daging’.

Hubungan intim antara seorang pria dan wanita diekspresikan dalam Kej 2:24: “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging”. Istilah ‘satu daging’ mengacu pada penyatuan tubuh, jiwa, dan roh yang utuh diantara pasangan yang telah menikah. Penyatuan utuh ini dapat dialami khususnya melalui hubungan seksual yang merupakan tindakan dari pengekspresian cinta sejati, rasa hormat, dan komitmen.

Istilah ‘menjadi satu daging’ menunjukan rencana Tuhan tentang seks dalam perkawinan. Hal ini menjelaskan bahwa Tuhan melihat seks sebagai media bagi suami istri untuk mencapai kesatuan. Harus diperhatikan bahwa pengandaian ‘satu daging’ tidak diterapkan untuk mengambarkan hubungan seorang anak dengan orang tuanya. Seorang laki-laki akan ‘meninggalkan’ orang tuanya untuk menjadi ‘satu daging’ dengan istrinya. Hubungan dengan istrinya berbeda dengan hubungan dengan orang tuanya karena hubungan dengan istri merupakan kesatuan baru yang diperoleh melalui penyatuan seksual.

Menjadi ‘satu daging’ juga mengambarkan tujuan dari kegiatan seksual yang tidak hanya sebagai prokreasi (untuk memperoleh keturunan) tetapi juga psikologi (memenuhi kebutuhan emosional untuk mencapai satu hubungan kesatuan). Kesatuan menunjukan keinginan untuk mengetahui sisi paling khusus dari pasangan secara emosi, fisik dan intelektual. Ketika mereka saling memahami dengan cara yang paling khusus, mereka akan mengerti arti dari menjadi satu daging. Hubungan seksual tidak secara otomatis memberikan pengertian kesatuan. Lebih jauh lagi setiap pasangan harus memahami betul arti saling berbagi dalam hubungan suami-istri.


Prinsip 3: Seks adalah memahami satu sama lain melalui cara yang paling intim.

Hubungan seksual diantara pasangan yang telah menikah membuat mereka dapat saling memahami melalui cara yang paling khusus. Hal ini tidak dapat diperoleh dengan cara yang lain. Berhubungan seksual tidak hanya membiarkan pasangan kita melihat tubuh kita tapi juga kepribadian kita. Inilah sebabnya mengapa kitab suci sering menggambarkan hubungan seksual sebagai ‘memahami’, kata kerja yang sama digunakan dalam Ibrani yang mengacu pada memahami Tuhan.

Adam tentu saja sudah mengenal Hawa sebelum mereka berhubungan seksual, namun ia mengenal Hawa lebih jauh lagi melalui cara yang paling khusus tersebut. Dwight H. Small mengemukakan, “pengungkapan rahasia diri melalui hubungan seksual merupakan pengungkapan diri yang paling tinggi dari semua tingkat dalam keberadaan satu pribadi. Ini adalah satu cara unik yang eklusif. Mereka saling mengenal seolah mereka tidak pernah mengenal orang lain. Pengetahuan yang unik ini merupakan satu rasa memiliki yang sejati… keadaan telanjang merupakan satu simbol bahwa tidak ada yang tersembunyi diantara pasangan suami istri.”

Proses menuju hubungan seksual adalah satu proses pertumbuhan. Mulai dari sekedar mengenal, kemudian berkencan, bertunangan, menikah, dan berhubungan seksual, pasangan belajar mengenal satu sama lain. Hubungan seksual merupakan puncak dari proses pertumbuhan tersebut.Seperti yang dikemukakan oleh Elizabeth Achtemeier: “Kami merasa seolah kedalaman diri yang paling tersembunyi muncul kepermukaan dan terungkap sebagai satu ekspresi cinta kami yang murni”.


Prinsip 4: Alkitab mengecam hubungan seks diluar nikah.

Karena seks melambangkan hubungan antar pribadi yang paling intim dan mengekspresikan penyatuan ‘satu daging’ berdasarkan komitmen total, seks tidak boleh dilakukan dalam satu hubungan biasa yang hanya berlandaskan kesenangan. Penyatuan dalam hubungan semacam itu merupakan tindakan amoral.

Hubungan seks diluar nikah adalah masalah yang serius karena membawa pengaruh yang lebih dalam dari dosa-dosa yang lain. Seperti yang rasul Paulus nyatakan :”Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi diluar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri” (I Kor 6:18). Sebagian orang berpendapat bahwa minuman beralkohol juga berpengaruh terhadap diri seseorang. Tetapi pengaruhnya tidak bersifat permanen seperti yang ditimbulkan oleh dosa seksual.

Kebiasaan makan makanan yang dilarang dapat ditiadakan, barang yang dicuri dapat dikembalikan, kebohongan dapat diganti dengan kebenaran, namun perbuatan seksual tidak dapat dihapuskan begitu saja.

Ini bukan berarti bahwa dosa seksual tidak bisa diampuni. Kitab suci mengatakan bahwa jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan ‘menyucikan kita dari segala kejahatan.’ (I Yoh 1:9) Ketika Daud bertobat karena telah melakukan perzinahan dan pembunuhan, Tuhan memaafkannya. (lihat Mazmur 32 dan 51)

Prinsip 5: Seks tanpa komitmen membuat manusia sama seperti benda.

Seks diluar nikah adalah seks tanpa komitmen. Hubungan semacam ini menghancurkan integritas seseorang dengan merendahkannya menjadi satu obyek yang digunakan untuk kepuasan pribadi. Seseorang yang merasa terhina setelah berhubungan seksual bisa saja menjadi trauma karena takut hanya akan dimamfaatkan atau justru menjadi tidak menghargai tubuhnya lagi sehingga melakukan hubungan seksual secara sangat bebas. Ia telah kehilangan kesempatan untuk mengunakan seks sebagai cara untuk mengekspresikan rasa cinta dan merusak pengertian seksualitas manusia yang sesungguhnya.

Seks tidak dapat digunakan sebagai cara untuk bersenang-senang dengan seseorang sementara disaat yang sama digunakan untuk menunjukan cinta sejati dan komitmen dengan orang lain. Pandangan alkitab tentang kesatuan, keintiman, dan cinta sejati tidak ditunjukan melalui seks diluar nikah atau seks dengan lebih dari satu orang pasangan.

Pasangan yang telah bertunangan mungkin mengatakan bahwa mereka mengekspresikan cinta yang sejati saat mereka melakukan hubungan seks sebelum mereka menikah. Dari sudut pandang Kristen, pasangan yang bertunangan harus saling menghormati dan melihat pertunangan sebagai persiapan menuju pernikahan, bukan sebagai pernikahan itu sendiri. Sampai janji pernikahan diucapkan, kemungkinan pertunangan itu putus tetap ada. Jika pasangan itu telah melakukan hubungan seksual sebelum menikah, mereka telah melanggar komitmen. Dan bila dikemudian hari hubungan ini putus, akan meninggalkan bekas luka emosi yang permanen. Hubungan seksual yang sah hanya bisa dilakukan bila seorang pria dan wanita bersedia untuk menjadi satu tidak hanya secara fisik tetapi juga secara psikis dengan memikul tanggung jawab terhadap masing-masing pasangannya.

Kecaman terkeras dari sudut pandang Kriten memang ditujukan kepada tindakan amoral seks diluar nikah. Kecaman tersebut jelas terdapat dalam Alkitab. Alkitab menolak menggunakan ‘istilah yang lebih lunak’. Contohnya seks pra-nikah dengan tekanan pada ‘pra’ dan bukan pada ‘nikah’. Perzinahan diartikan sebagai ‘seks diluar nikah’. Homoseksualitas digambarkan dengan istilah yang lebih lunak sebagai satu ‘variasi gay’ dan bukan disebut sebagai ‘penyimpangan’.

Orang Kristen saat ini mulai mempertimbangkan satu alasan bahwa ‘cinta membuat seks diluar nikah sesuatu benar’. Jika seorang pria dan wanita jatuh cinta, mereka berhak mengekspresikan cinta mereka walaupun melalui hubungan seks diluar nikah. Beberapa pendapat mengatakan bahwa seks sebelum nikah membebaskan mereka dari tradisi kuno dan memberikan mereka satu kebebasan emosi. Kebenaran dalam hal ini adalah bahwa seks pra-nikah menimbulkan tekanan emosi karena mengartikan cinta sekedar hubungan fisik tanpa satu komitmen total diantara pasangan yang menikah.

Prinsip 6:Seks merupakan sarana prokreasi dan relasi.

Sampai awal abad ini, orang Kristen percaya bahwa fungsi utama seks adalah untuk prokreasi. Pertimbangan lain, seperti aspek kesatuan, relational, dan kesenangan, dianggap sebagai fungsi sampingan. Namun keadaan tersebut mulai berubah diabad 20.

Dari sudut pandang Alkitab, kegiatan seksual dalam perkawinan merupakan sarana prokreasi dan relasi. Sebagai orang Kristen kita perlu menjaga keseimbangan antara kedua fungsi seks ini. Hubungan seks adalah kegiatan menyenangkan yang menimbulkan rasa saling memiliki dan menjadi satu sementara menciptakan satu kemungkinan untuk membawa satu kehidupan baru ke dalam dunia ini. Kita harus menyadari bahwa seks adalah anugerah ilahi yang hanya dapat dinikmati dalam perkawinan.

Paulus menganjurkan pada suami-istri “Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap istrinya, demikian pula istri terhadap suaminya. Istri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya, demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi istrinya. Janganlah kamu saling menjauhi, kecuali dengan persetujuan bersama untuk sementara waktu, supaya kamu mendapat kesempatan untuk berdoa. Sesudah itu hendaklah kamu kembali hidup bersama-sama, supaya iblis jangan menggodai kamu, karena kamu tidak tahan bertarak.” (I Kor 7:3-5; lihat juga Ibrani 13:4)


Prinsip 7: Seks memampukan pria dan wanita untuk mencermikan peta Allah dengan turut serta dalam kegiatan kreatifNya.

Dalam Alkitab, seks tidak hanya berfungsi dalam proses penyatuan roh yang misterius tetapi juga menciptakan kemungkinan untuk membawa anak-anak lahir kedunia ini. “Beranak cuculah dan bertambah banyak”, perintah Tuhan dalam Kej 1:28.

Tentu saja tidak semua pasangan dianugerahi anak. Usia tua, kemandulan, ataupun penyakit genetik adalah beberapa dari faktor yang menyebakan seseorang tidak mungkin mempunyai anak. Namun bagi sebagian besar pasangan yang menikah, mempunyai anak adalah hal yang wajar dalam kehidupan perkawinan. Hal ini tidak berarti bahwa setiap tindakan dari kesatuan seks harus mengacu pada konsep tersebut.

“Kita tidak bermaksud memisahkan seks dari kemungkinan untuk mempunyai anak,” tulis David Phypers, “dan mereka yang melakukan hal itu dengan alasan-alasan pribadi, sesungguhnya tidak memahami tujuan Tuhan terhadap hidup mereka. Mereka mengambil resiko untuk tidak mengindahkan perkawinan mereka dan kegiatan seksual dalam perkawinan hanyalah demi kepuasan semata. Mereka tidak bersedia turut serta dalam satu proses kreatif untuk membawa kehidupan baru anak-anak mereka ke dalam dunia ini, membesarkan dan mendidik mereka hingga sampai pada kedewasaan.”

Kita tidak akan menemukan jawaban yang gamblang dalam Alkitab. Kita telah melihat bahwa seks memiliki sarana prokreasi dan relasi. Kenyataan bahwa fungsi seks dalam perkawinan tidak hanya untuk meneruskan keturunan tetapi juga untuk mengekspresikan cinta dan komitmen, menunjukan adanya keterbatasan dalam fungsi seks sebagai sarana reproduksi. Dengan kata lain bahwa fungsi relasi merupakan fungsi yang lebih dinamis dibandingkan fungsi reproduksi.

Hal ini memicu pertanyaan: apakah kita berhak campur tangan dalam proses reproduksi yang direncanakan Tuhan? Jawaban dari Gereja katolik Roma adalah Tidak!. Apa yang harus dilakukan oleh umat katolik telah dijelaskan Paus Paulus VI dalam suratnya Humane Vitae (29 Juli 1968), yang mengakui moralitas kesatuan seksual antara suami dan istri, walaupun tidak memiliki anak. Dalam suratnya Paus tidak menyeujui penggunaan alat kontrasepsi buatan dan menganjurkan mengunakan cara alamiah ‘metode ritme’ untuk mengontrol kelahiran. Dalam metode ini hubungan seksual hanya boleh dilakukan pada saat istri dalam masa tidak subur.

Usaha Humane Vitae untuk membedakan antara kontrasepsi ‘buatan’ dan ‘alami’ kemudian menimbulkan masalah baru. Penolakan untuk menggunakan kontrasepsi buatan menjalar pada penolakan untuk menggunakan vaksin, hormon, atau obat-obatan yang tidak diproduksi secara alami dalam tubuh manusia.

“Seperti penemuan manusia yang lain,” tulis David Phypers,”kontrasepsi dipandang sebagai sesuatu yang netral dari segi moral; masalahnya terletak pada apa yang akan kita lakukan dengan kontrasepsi itu. Jika kita menggunakannya untuk melakukan hubungan seks diluar nikah atau demi keegoisan kita, atau jika kita menggunakannya untuk merusak perkawinan orang lain, kita akan dipersalahkan karena tidak mematuhi kehendak Allah dan karenanya kita menghancurkan arti perkawinan. Namun apabila kita menggunakannya dengan tepat untuk kesehatan dan demi kesejahteraan keluarga kita, kontrasepsi justru akan membantu kita memperoleh rumah tangga yang bahagia. Dengan kontrasepsi kita dapat melindungi keluarga kita dari masalah fisik, emosi, ekonomi, dan psikologi yang mungkin ditimbulkan oleh kehamilan yang tidak direncanakan, sementara diwaktu yang sama kita dapat mencurahkan perhatian kita untuk menumbuhkan cinta yang dapat memperkuat ikatan perkawinan.

Kesimpulan

Seksualitas manusia adalah bagian dari ciptaan Tuhan yang indah. Tidak ada jejak dosa didalamnya. Namun, sama seperti anugerah Tuhan yang lain bagi manusia, seks juga digunakan oleh setan untuk menjauhkan manusia dari kehendak Tuhan. Seks berfungsi sebagai sarana untuk menyatukan dan memperoleh keturunan, dalam hubungan pria dan wanita untuk menjadi ‘satu daging’. Ketika hubungan itu rusak, baik oleh seks pra-nikah atau seks diluar nikah, kita telah melanggar hukum ketujuh. Kita telah berbuat dosa, dosa terhadap Allah dan dosa terhadap diri sendiri.

Tapi Alkitab tidak meninggalkan kita tanpa harapan. Alkitab memperkenalkan kita kepada kasih Allah yang bersedia mengampuni segala dosa, termasuk dosa seksual. Walaupun dosa seksual meninggalkan bekas dalam kesadaran kita dan dapat menyakiti orang lain, pertobatan yang sungguh-sungguh mampu membuka pintu maaf Allah. Tidak ada dosa yang sangat besar sehingga kasih Allah tidak dapat membawa penyembuhan dan perbaikan. Yang harus kita lakukan adalah meraih kasih itu, karena hanya kasih yang membuat kita menyadari potensi kita masing-masing yang telah diberikan oleh Pencipta kita.

Kita juga harus menerapkan hal itu dalam kehidupan seksual kita. Pada saat orang-orang mulai memperbolehkan seks bebas, saat itulah menjadi peringatan bagi kita sebagai orang Kristen untuk kembali memperkuat komitmen kita tentang seks menurut pandangan Alkitab sebagai satu anugerah ilahi yang hanya boleh dilakukan dalam perkawinan. (Oleh Samuele Bacchiocchi,diterjemahakan oleh Maria)

Sabtu, 08 Maret 2008

95 Thesis on Righteousness by Faith

Sesungguhnya, permintaan maaf harus ditujukan kepada Martin Luther! Cahaya yang telah dipancarkannya bahwa orang benar akan hidup oleh iman adalah dasar dari Reformasi Protestan. Namun 95 tesis yang dipakukan di dinding gereja Wittenberg bukanlah satu-satunya hal yang dibahas dalam pembenaran oleh iman. Tesis-tesis tersebut memang berhubungan erat dengan reformasi dalam sistem agama saat itu, menekankan pada kebebasan nurani, mengecam penjualan kartu penghapusan dosa dan menghardik setiap penyimpangan.

95 tesis pada tulisan ini adalah pusat dari kebenaran-kebenaran pembenaran oleh iman dalam Yesus Kristus saja. Hal ini merupakan pesan yang dapat diaplikasikan di sepanjang zaman. Kristus adalah kebenaran kita. Kita hidup pada masa dimana pekabaran tiga malaikat telah didengungkan dan akan terus dikumandangkan sehingga mencapai level tertinggi.

Tujuan tulisan ini adalah untuk mendukung pemikiran dan riset tentang tema besar kebenaran Kristus. Tulisan ini ditujukan bagi umat Masehi Advent Hari Ketujuh pada awalnya, dilengkapi dengan pelajaran Alkitab yang didesain secara khusus untuk berbagi dengan teman.

Namun berhati-hatilah! Bahkan jika anda setuju dengan tesis yang pertama, anda segera akan mendapatkan kejutan. Jika anda masih setuju setelah membaca 12 tesis pertama, anda tidak bisa lari kemana-mana! Siapa saja yang setuju dengan 12 tesis pertama akan setengah dipaksa untuk tidak setuju dengan tesis-tesis berikutnya, karena 12 tesis pertama membentuk dasar pemahaman keseluruhan paket.

Teori pembenaran oleh iman adalah dinamit. Setelah anda memahaminya, anda bukanlah orang yang sama lagi. Namun teori saja tidak cukup. Kuasa sejati muncul saat anda ‘mengalaminya’ sendiri. Saya memperkenalkan anda hari ini pada pengalaman seumur hidup!

Morris L. Venden

95 Tesis Tentang Pembenaran Oleh Iman

Pembenaran

1. Seorang Kristen melakukan apa yang benar karena ia adalah orang Kristen, bukan ‘untuk menjadi’ orang Kristen. Yohanes 15 : 5

2. Kebenaran sama dengan Yesus. Kita tidak memiliki kebenaran terpisah dariNya. Roma 1 : 16, 17

3. Satu-satunya cara mencari kebenaran adalah mencari Yesus. Roma 4 : 4, 5

4. Kekristenan dan keselamatan bukanlah didasarkan pada apa yang anda ‘lakukan’ namun pada siapa yang anda ‘kenal’. Roma 3 : 28

5. Melakukan hal yang benar dengan tidak melakukan yang salah bukanlah melakukan hal yang benar. Matius 23 : 27, 28

6. Kebenaran akan membuat anda bermoral, namun moral tidak akan membuat anda menjadi orang benar. Matius 5 : 20

7. Perbuatan kita yang baik tidak ada hubungannnya dengan membuat’ kita selamat. Perbuatan kita yang tidak baik tidak ada hubungannya dengan ‘membuat’ kita tidak selamat. Roma 3 : 20

Dosa

8. Setiap orang dilahirkan berdosa (atau berpusat pada diri) karena setiap orang dilahirkan terpisah dari Allah. Mazmur 58 : 4

9. Allah tidak menuntut kita bertanggung jawab karena dilahirkan berdosa. Yehezkiel 18 : 20, Yohanes 1 : 9

10. Kita berbuat dosa karena kita dalam keadaan berdosa. Kita tidak berada dalam keadaan berdosa karena kita berbuat dosa. Roma 7 : 14-17

11. Dosa (tunggal) –hidup terpisah dari Allah, menyebabkan dosa-dosa (jamak) – melakukan hal-hal yang salah. 1 Yohanes 3 : 4

12. Siapa yang hidup terpisah dari Allah hidup dalam dosa. Yohanes 16 : 8, 9

Iman

13. Pengertian terbaik dari iman adalah kepercayaan. Iman bergantung pada kepercayaan. Matius 15 : 21 - 28

14. Mengenal Allah membuat kita mempercayai Allah. Jika anda tidak mengenalNya, anda tidak akan mempercayaiNya. Jika anda tidak mempercayaiNya, anda tidak mengenalNya. 2 Timotius 1 : 12

15. Iman adalah buah dari Roh, bukan buah dari seseorang. Iman bukanlah sesuatu yang kita kerjakan atau rencanakan. Galatia 5 : 22

16. Pikiran positif tidak akan menghasilkan iman yang murni, tapi iman yang murni akan menghasilkan pikiran positif. Roma 10 : 17

Penyerahan

17. Berserah adalah memberikan diri kita bukan memberikan dosa-dosa kita. Menyerahkan dosa-dosa kita adalah akibat dari menyerahkan diri kita dan mencari Allah. Roma 10 : 3, 4

18. Mencoba menyerahkan dosa-dosa kita akan menghalangi kita menyerahkan diri kita. Roma 9 : 31, 32

19. Tidak seorangpun dapat menyalibkan atau menyerahkan dirinya. Seseorang yang lain harus melakukannya untuk dia. Galatia 2 : 20

20. Kita dikontrol oleh Allah atau Setan. Satu-satunya kontrol yang kita miliki adalah memilih siapa yang mengontrol kita. Roma 6 : 16

21. Menyerahkan kehendak adalah menyerahkan kuasa memilih, namun kita menggunakan kuasa memilih untuk menyerahkannya. Kita menyerahkan kuasa memilih melalui prilaku; kita menjaga kuasa memilih melalui hubungan. Filipi 2 : 13; Roma 6 : 11

22. Satu-satunya usaha ‘kebebasan’ dalam kehidupan kekristenan adalah mencari Allah. Usaha spontan bagi pencarian lainnya adalah akibat dari itu semua. Yohanes 15 : 5; Filipi 4 : 13

23. Orang-orang Kristen yang bertumbuh mengalami penyerahan yang naik turun. Kadang bergantung kepada Allah, kadang bergantung pada diri sendiri. Lukas 9 : 54; Matius 16 : 16, 17, 22, 23

Meninggalkan Manusia Lama

24. Meninggalkan manusia lama adalah pekerjaan Roh Kudus yang menghasilkan perubahan sikap terhadap Allah dan menghasilkan kemampuan baru untuk mengenal Allah. Yohanes 3 : 3-8

25. Meninggalkan manusia lama menuntun pada kehidupan yang diubahkan. Yehezkiel 36 : 26, 27

26. Meninggalkan dan pertobatan adalah pengalaman yang berkesinambungan, bukan hanya sekali. Lukas 9 : 23

Pertobatan

27. Pertobatan adalah kesedihan akan dosa dan berpaling dari dosa-dosa. Pertobatan adalah karunia. Karena itulah, kesedihan akan dosa adalah karunia, dan berpaling dari dosa adalah karunia. Kisah Para Rasul 5 : 31

28. Kita tidak mengubah kehidupan kita untuk datang kepada Kristus. Kita datang padaNya sebagaimana kita ada, dan Dia mengubah kehidupan kita. Yohanes 6 : 37

29. Allah memberi kita pertobatan ‘sebelum’ Ia memberi kita pengampunan. Kisah 3 : 19

30. Kesedihan dunia adalah menyesali tindakan kita yang melanggar aturan dan ketahuan. Kesedihan ilahi adalah menyesali tindakan kita menghancurkan dan menyakiti hati Sahabat terbaik kita. 2 Korintus 7 : 10

Pengampunan

31. Satu-satunya dosa yang diketahui yang tidak dapat diampuni adalah dosa yang tidak disesali dan tidak meminta pengampunan. 1 Yohanes 1 : 9

32. Pengampunan tidak memberikan apa-apa kepada orang berdosa jika ia tidak menerimanya. Mazmur 86 : 5

33. Pengampunan Allah tidak terbatas, namun penerimaan kita akan pengampunanNya bisa saja terbatas. Matius 18 : 21,22

34. Mereka yang merasa sangat diampuni akan sangat mengasihi. Mereka yang sangat mengasihi akan sangat menurut. Lukas 7 : 41-43; Yohanes 14 : 15

35. Pengampunan adalah gratis, namun tidak murahan. Pengampunan berharga hidup dari Anak Allah. Yohanes 3 : 16

Salib

36. Allah mengampuni orang-orang yang berdosa, bukan dosa-dosa. Namun Alkitab menyebutnya sebagai pengampunan dosa-dosa. Yesus mati karena dosa-dosa tidak dapat diampuni. Yesaya 53 : 5, 6, 8

37. Kristus mati bagi dosa-dosa kita sesuai dengan Kitab Suci. 1 Korintus 15 : 3

38. Salib membuat Allah mungkin untuk bersikap adil dan mengampuni siapa saja. Roma 3 : 23-26

39. Kematian Kristus perlu bagi kita untuk diampuni. Yohanes 3 : 14,15

40. Kita tidak dapat menambahkan apa-apa pada yang telah Yesus lakukan di salib, namun Allah dapat menambahkan banyak sekali. Ibrani 7: 25; 9 : 11,12


Jaminan

41. Berada dekat dengan Yesus sama pentingnya dengan datang kepadaNya. Yohanes 15 : 4

42. Jaminan keselamatan berlanjut pada hubungan pribadi setiap hari dengan Yesus. 1 Yohanes 5 : 11, 12

43. Orang-orang Kristen seharusnya mengetahui bahwa mereka memiliki jaminan keselamatan hari ini. Yohanes 6 : 47

44. Alkitab mengajarkan sekali selamat selalu selamat selama anda menjaganya selamat. Matius 24 : 12, 13

45. Kedamaian tidak datang dari kemenangan, namun kemenangan datang dari kedamaian. Yohanes 8 : 11

46. Satu alasan mengapa kita tetap melakukan dosa adalah karena kita tidak percaya kita diampuni. Jaminan menuntun kita pada kemenangan. Ketidakpastian menuntun pada kekalahan. 1 Yohanes 3 : 2, 3

Hubungan

47. Pembenaran oleh iman adalah sebuah pengalaman, bukan hanya teori. Filipi 3 : 9,10

48. Kehidupan berserah orang Kristen bukanlah pilihan. Hubungan dengan Allah adalah dasar keseluruhan dari kehidupan orang Kristen yang bertumbuh. Yohanes 17 : 3

49. Jika kita tidak mengambil waktu secara khusus dan teratur untuk belajar Alkitab dan berdoa kita akan berangsur-angsur mati secara rohani. Yohanes 6 : 53

50. Hanya karena anda membaca Alkitab dan berdoa tidak berarti anda memiliki hubungan pribadi dengan Allah, namun jika anda tidak melakukannya, anda tidak akan memiliki hubungan itu. Yohanes 5 : 39

51. Tujuan utama doa bukanlah untuk mendapatkan jawaban-jawaban namun untuk mengenal Yesus. Wahyu 3 : 20; Yohanes 17 : 3

52. Tujuan utama belajar Alkitab bukanlah untuk mendapatkan keterangan namun untuk mengenal Yesus. Wahyu 3 : 20

53. Hal-hal sering memburuk saat kita berdoa hingga kita belajar untuk mencari Yesus demi Dia bukan demi kita. Ayub

54. Siapapun yang kecewa dengan hubungannya karena tindakannya adalah seorang legalis. Roma 7 : 14-24

Penurutan

55. Penurutan sejati adalah karunia dari Allah (jubahnya gratis!). Matius 22 : 11-14

56. Penurutan sejati datang dari dalam dan terpancar keluar, bukan sebaliknya. Matius 23 : 25, 26

57. Penurutan sejati adalah alami dan spontan. Penurutan hanya datang lewat hubungan iman dalam Kristus. Yohanes 14 : 15

58. Seseorang yang bergantung pada Allah untuk memberinya kuasa tidak harus berusaha keras untuk menurut. Dia justru akan berusaha keras untuk tidak menurut. 1 Yohanes 3 : 6

59. Penurutan yang hanya tampak dari luar adalah penurutan yang keliru. Matius 5 : 20

60. Saat menyadari mengenal Allah adalah hak istimewa, kehidupan kita akan menjadi kehidupan dengan penurutan yang berkesinambungan. 1 Yohanes 2 : 3

Hukum

61. Siapun yang mencoba menghidupkan kehidupan Kristen terpisah dari Kristus bukanlah seorang Kristen. Ia adalah seorang legalis, baik konservatif ataupun liberal. Galatia 3 : 1-3

62. Tidak ada kuasa untuk penurutan murni dalam hukum. Gunung Sinai tidak ada artinya tanpa Bukit Golgota. Roma 8 : 3

63. Kristus adalah akhir dari hukum pembenaran, namun bukan akhir dari hukum. Roma 10 : 4

Perbuatan

64. Perbuatan baik yang dilakukan terpisah dari Kristus adalah perbuatan buruk. Matius 7 : 22,23

65. Tujuan perbuatan baik bukanlah untuk menyelamatkan kita, namun untuk membawa kita memuliakan Allah. Matius 5 : 16

66. Jika kita sampai pada iman murni dan perbuatan, kita tidak dapat memiliki hanya satu diantaranya. Yakobus 2 : 17, 18, 26

Pertumbuhan

67. Iman bertumbuh dalam kualitas, bukan kuantitas. Pertumbuhan adalah dalam hubungan konstan dengan ketergantungan kepada Allah. Lukas 17 : 5,6

68. Anda tidak bertumbuh dengan mencoba untuk tumbuh. Matius 6 : 27

69. Orang Kristen tumbuh lebih kuat dengan menyadari kelemahan-kelemahan mereka. Saat mereka lemah, lalu mereka kuat. 2 Korintus 12 : 9,10

70. Kita mampu melakukan apa saja melalui Kristus yang menguatkan kita, namun tanpa Dia kita tidak bisa apa-apa. Filipi 4 : 13; Yohanes 15 : 5

Tinggal Dekat

71. Setan tidak memiliki kuasa untuk menyebabkan mereka yang bergantung pada Allah untuk berbuat dosa, namun mereka yang bergantung pada diri sendiri mudah dikalahkan. 2 Korintus 10 : 4,5

72. Hubungan pribadi sehari-hari dengan Allah yang dekat akan menuntun pada penyerahan, ketergantungan waktu demi waktu padaNya. Matius 14 : 28-30

73. Melihat diri sendiri selalu menjadi jalan bagi pemisahan dari Allah dan menghancurkan ketergantungan waktu demi waktu padaNya. Matius 14 : 28-30

74. Allah tidak pernah memisahkan diri dari kita, namun kita dapat memilih untuk memisahkan diri dari Allah. Roma 8 : 35, 38, 39

Kesaksian

75. Alasan Allah mengingkan kita bersaksi adalah hanya demi kebaikan kita sendiri. Matius 11 : 29

76. Keinginan untuk berbagi datang secara alami dari orang Kristen sejati (meskipun metodenya mungkin berbeda-beda). 2 Korintus 4 : 13

77. Orang yang paling berbahagia di dunia adalah dia yang paling terlibat dalam perbuatan melayani sesama. Orang yang paling menyedihkan adalah orang yang paling terlibat dalam perbuatan melayani diri sendiri. Markus 8 : 35

78. Pelayanan orang Kristen dalam kehidupan spiritual berhubungan dengan tindakan dalam kehidupan fisik. Kisah 3 : 6 – 9

79. Kita tidak dapat memberi kepada sesama apa yang tidak kita miliki. Markus 5 : 19; Yohanes 3 : 11

Penggodaan

80. Masalah sebenarnya dari penggodaan adalah apakah kita hidup terpisah dari Kristus. Yohanes 16 : 8,9

81. Penggodaan menjadi dosa saat kita memikirkannya dalam benak kita. Matius 5 : 21, 22, 28

82. Yesus telah digoda untuk berbuat baik, namun dalam kuasaNya sendiri, dan demiki an juga kita. Matius 4 : 2,3

83. Tuhan mengetahui bagaimana membebaskan orang benar dari penggodaan, namun tidak bagi orang-orang yang tidak benar. 2 Petrus 2 : 9

84. Penggodaan tidak diatasi pada saat penggodaan itu datang namun selalu sebelumnya. Ibrani 4 : 16

Kemenangan

85. Kemenangan bukanlah sesuatu yang kita capai. Kemenangan adalah sesuatu yang kita terima. 1 Korintus 15 : 57

86. Dalam pertarungan Kristen, kita bersikap aktif terhadap pertandingan iman dan pasif dalam pertarungan melawan dosa. Efesus 6 : 10-18

87. Kemenangan sejati adalah mendapatkan kemenangan dari usaha mencoba mendapatkan kemenangan. 2 Tawarikh 20 : 15,17

Kesempurnaan

88. Kesempurnaan karakter bukanlah perbuatan kita. Kesempurnaan itu adalah perbuatan Allah dalam kita. Ibrani 13 : 20,21

89. Kesempurnaan dapat menjadi topik berbahaya jika kesempurnaan itu memusatkan perhatian pada diri kita sendiri dan perbuatan kita. Galatia 3 : 3

Yesus

90. Yesus adalah seperti Adam sebelum kejatuhan dalam cara Dia memiliki keadaan yang tidak berdosa –Ia tidak dilahirkan terpisah dari Allah. Yesus adalah seperti Adam setelah kejatuhan dalam kekuatan fisik, mental, kuasa, dan moral. Lukas 1 : 35; Ibrani 2 : 17,18

91. Yesus tidak ada bedanya dengan kita dalam mengatasi penggodaan. Ibrani 4 : 15

92. Yesus mengatasi penggodaan dengan cara yang sama dengan kita: dengan kuasa dari atas daripada dengan kuasa dari dalam. Yohanes 14 : 10

93. Yesus melihat dosa sebagai sesuatu yang menjijikkan. Saat kita bergantung pada Allah, kita juga akan melihat dosa sebagai sesuatu yang menjijikkan. Ibrani 1 : 8,9

94. Tidak tidak akan pernah bisa ‘menjadi’ seperti Yesus, namun kita bisa ‘melakukan’ apa yang Yesus lakukan. Yohanes 14 : 15

95. Masalah dosa adalah sebuah hubungan yang rusak antara Allah dan manusia. Tujuan dari keselamatan adalah memulihkan hubungan antara Allah dan manusia. Wahyu 19 : 7-9

Jumat, 07 Maret 2008

KedatanganNya Sebagai Raja dan Sahabat

Demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diriNya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diriNya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia (Ibrani 9 : 28)


MIMPI-MIMPI


Pendahuluan
Wahyu 21 : 4

Ia akhirnya kembali. Terlalu indah untuk menjadi kenyataan, tapi begitulah. Yesus Kristus akhirnya datang kembali.

Saya melihat orang-orang disekitar saya. Sebagian mereka tersenyum dan bersukacita karena mereka sudah menunggu begitu lama. Sebagian lagi merasa putus asa karena mereka menolak percaya padaNya.Saya mengikuti kerumunan orang itu, dikelilingi oleh sayap-sayap malaikat. Segera, saya akan melihat wajahNya, dan Ia akan tersenyum. Ia akan memeluk saya dengan tanganNya –seperti yang Ia lakukan berulang-ulang kali saat saya berada dalam bahaya. Dan kemudian, kami akan terbang tinggi. Sungguh satu perjalanan yang luar biasa.

Saat perjalanan berakhir, saya melihatNya duduk ditahtaNya. Saat ia melihat saya, Ia langsung berdiri dan berjalan kearah saya. Saya sujud menyembahNya, merasa malu karena saya tidak layak. Tapi itu bukan masalah bagi Raja segala raja. BagiNya inilah saat pemulihan. Ini adalah bagian dari rencana yang disusun jutaan tahun lalu. Hanya untuk saat-saat seperti inilah Ia datang ke dunia sebagai manusia dan mati untuk dosa-dosa manusia dan bangkit kembali.

Berhadapan muka dengan Yesus. Kata-kata apa yang dapat menggambarkan perasaan saya? Semua kata-kata yang sudah saya susun hilang seketika. Saya hanya bisa menitikkan air mata kesukaan saat perasaan indah tumpah ruah memenuhi diri saya.

Ia mengulurkan tanganNya untuk saya –tangan dengan tanda paku salib. Tangan yang sama itu menghapus air mata saya. Pandangan mataNya menatap kedalam mata saya sebelum akhirnya Ia memeluk saya –pelukan yang tertunda bertahun-tahun namun saat ini melambangkan ikatan kekal antara Bapa dan Anak.

Dan disela-sela pelukan hangatNya, saya berbisik,”Terima kasih Yesus!” Dan Ia menjawab,”Aku akan membuat segalanya baru. Aku mencintaimu, anakKu.”

Kutipan : Saya hanya bisa menitikkan air mata kesukaacitaan saat perasaan indah tumpah ruah memenuhi diri saya.

Fernando Torres, Tatuí, São Paulo, Brazil

IA DATANG UNTUK MENYELAMATKAN KITA

Logos

Daniel 9 : 24 – 27; Matius 24, Lukas 21 : 25 – 31, Yohanes 14 : 1 – 3; I Tesalonika 4 : 13 – 18, Ibrani 9 : 28

Jaminan (Yohanes 14 : 3)

Lebih dari dua ribu lima ratus ayat dalam Alkitab menyatakan Yesus akan datang untuk yang kedua kalinya. “Aku akan datang kembali.”( janji Yesus dalam Yohanes 14 : 3) Namun hal ini telah tercampur dengan spekulasi filosofi dan teologi yang mencoba menyakinkan kita bahwa Juru Selamat telah datang secara rohani atau bahwa Ia akan datang secara rahasia untuk menyelamatkan gereja. Hanya pembelajaran yang dituntun Roh Kudus saja yang akan mengungkapkan alasan, cara, dan waktu kedatangan yang kedua kali. Diatas semuanya itu, kita telah meyakini bahwa Yesus Kristus akan kembali untuk menyelamatkan anak-anakNya.

Alasan (Matius 24 : 31, Yohes 14 : 1-3, Ibrani 9 : 28)

Yesus akan datang untuk melengkapi rencana keselamatanNya. Di kwartal sebelumnya kita belajar bahwa Yesus sudah membayar harga dosa-dosa kita di salib dan atas nama kita Ia bekerja di surga sebagai Imam Besar. Saat Ia datang kedua kali, Ia sendiri datang untuk menjemput umatNya yang ‘telah dibayar dengan darahNya’. (Kisah Para Rasul 20 : 28). Untuk menyelamatkan kita, penting bagi Yesus untuk lahir ke dunia sebagai manusia, hidup di bumi ini sebagai manusia, mengalami pencobaan dan kematian, dibangkitkan, dan juga menjadi Imam besar kita. Namun kita akan benar-benar diselamatkan saat Kristus kembali lagi untuk mengakui kita sebagai milikNya.

Karenaitulah, tujuan utama kedatangan Yesus yang kedua kali adalah untuk mengumpulkan umatNya. “Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikatNya dengan meniup sangkakala yang dasyat bunyinya dan mereka ankan mengumpulkan orang-orang pilihanNya dari keempat penjuru bumi dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain.”(Matius 24 : 31)

Namun saat sekelompok orang melompat dengan penuh kegembiraan saat Kristus kembali, kelompok yang lain meratap dalam keputusasaan. Perbedaan diantara mereka bukanlah pilihan Tuhan, namun keputusan pribadi yang membawa akibat fatal. Banyak yang menganggap Yesus datang untuk menghancurkan dan membawa kesudahan. Tapi kesudahaan yang Yesus bawa adalah kesudahan atas dosa, ketidakadilan, dan penderitaan.

Sebagai anak-anak Allah, kita akan merayakan kedatangan Yesus yang kedua kali. Kedatangan itu akan menjadi pernikahan rohani antara Tuhan dengan gerejaNya (Wahyu 19 : 7) Ia berjanji akan kembali dan membawa kita bersamaNya (Yohanes 14 : 1 – 3). Karena itulah, kita tidak perlu takut. Jika kita mengasihi Kristus, jika kita bermimpi berada bersamaNya, kedatanganNya yang kedua akan menjadi kesukaan. “Dunia ini adalah persiapan untuk surga. Waktu yang dihabiskan disini adalah musim dingin bagi orang Kristen… Namun di masa depan, saat Yesus datang, kesedihan dan kegelisahan selamanya akan hilang. Itulah musim panas bagi orang Kristen. Semua pencobaan akan berakhir, dan tidak akan ada lagi rasa sakit atau kematian.” *

Cara (Matius 24 : 27, Lukas 21 : 25 – 31, 1 Tesalonika 4 : 13 – 18)

Tidak ada alasan untuk meragukan cara Yesus datang kembali. Kedatangan yang kedua bukanlah peristiwa pribadi. Itu akan menjadi peristiwa untuk semua orang dan bangsa (Matius 24 : 30, Wahyu 1 : 7) Saat Yesus datang, ia tidak akan datang seperti seorang bayi yang hanya akan menguncang tempat tidurnya, namun ia akan datang dengan kemuliaan yang berdaulat. Dan planet kita akan mengalami guncangan yang hebat. (2 Petrus 3 : 10) KedatanganNya akan sangat jelas kita lihat dan dengar. Sangkalala akan berbunyi, sementara malaikat-malaikat akan memenuhi cakrawala. Jutaan umat Allah akan bangkit dari kematiannya, diubahkan secara fisik, dan akan berjumpa dengan Yesus bersama-sama umat percaya yang masih hidup pada saat ini. (1 Tesalonika 4 : 13 – 18)

Waktu (Daniel 9 : 24 – 27; Matius 24, Lukas 21 : 25 – 31)

Allah menentukan waktu kedatangan Yesus yang pertama (Daniel 9 : 24 – 27), dan Allah juga yang akan mengatur waktu kedatangan kedua. Tidak seorangpun yang tu selain Allah. (Matius 24 :36) Disisi lain, Juru Selamat memberi kita tanda-tanda jika kedatanganNya sudah dekat. Bencana alam dan sosial, kebingungan rohani yang mendunia, dan fenomena di surga akan menjadi tanda-tanda Ia segera datang. (Matius 24, Lukas 21 : 25 – 31). Sebagai tambahannya, injil akan diajarkan ke ‘segala bangsa’ sebelum Ia datang (Matius 24 : 14)

Yesus dengan jelas menunjukkan apa saja yang harus dipersiapkan sebelum kedatanganNya (Matius 24 : 42). Tidak ada hal yang lebih baik selain bertemu Kristus. Disini sekarang kita memiliki kesempatan untuk menerimaNya sebagai Juru Selamat dan Tuhan. Tunggu Dia dengan harapan dan bagikan berita gembira ini tentang satu hari saat semua akan diubahkan menjadi lebih baik, selamanya.

Reaksi

1. Mengapa sebagian orang akan diselamatkan dan sebagian lagi tidak?

2. Mengapa kita dapat menunggu dengan penuh kepercayaan bahwa Yesus akan datang?

3. Mengapa orang-orang perlu tahu tentang kedatangan kedua kali?

*The SDA Bible Commentary, vol. 7, p. 988.

Tanggapan : “Aku akan datang kembali”

Diogo Cavalcanti, Cerquilho, São Paulo, Brazil


Berjaga-jaga!


Kesaksian
Wahyu 16 : 15

“Saat umat Allah mendekati kesukaran zaman akhir, Setan menawarkan jalan kesuksesan bagi orang-orang untuk memutarbalikan iman mereka. Ia melihat bahwa gereja-gereja sudah tertidur karena kuasa penipuan. Dengan menyenangkan hati dan memberikan keajaiban ia mampu mengenggam kita berada dalam kendalinya. Karena itulah ia memerintahkan malaikat-malaikatnya memasang sengatnya bagi orang-orang yang menunggu kedatangan Kristus yang kedua kali dan mereka yang menjaga hukum Tuhan.” 1

“Dunia ini yang penuh dengan kerusuhan dan pelesiran ini sedang tertidur pulas dengan rasa aman. Manusia menjauhkan kedatangan Tuhan. Mereka mentertawakan peringatan. Dengan bangga mereka berkata,”Semuanya akan terus berlangsung seperti dulu.” Kata mereka : Dimanakah janji tentang kedatanganNya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan.” Yesaya 56 : 12 Kita akan tenggelam dalam cinta kesenangan dunia. Namun Kristus mengatakan. “Lihatlah, Aku datang seperti pencuri. Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan yang memperhatikan pakaiannya,supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya.” Wahyu 16 : 15 Pada saat dunia bertanya,”Dimana janji kedatanganNya?” tanda-tanda itu digenapi. Saat mereka berseru, ’Kedamaian dan keamanan,’ kehancuran akan segera datang. Saat pencemooh, penolak kebenaran, menjadi sombong; saat pekerjaan rutin dalam mencari uang diupayakan dengan segala cara; saat pelajar dengan sungguh-sungguh mencari kebenaran dalam Alkitab, Kristus akan datang seperti pencuri.”2

“Berpalinglah pada Yesus. Ia adalah segalanya dan dalam segalanya. Darah yang dicurahkan di salib dan Juru Selamat yang bangkit akan membersihkan kita dari dosa-dosa kita yang terbesar. Percaya pdaNya akan mengikat jiwa kita dengan Allah sebagai Pencipta. Berhentilah merasa ragu dan kuatir bahwa Allah akan meninggalkanmu. Ia tidak pernah meninggalkanmu. Engkaulah yang menjauh dariNya. Kristus akan datang dan tinggal dalammu jika engkau membuka pintu hatimu bagiNya. Ada banyak harmoni sempurna antara engkau dan Bapa dan AnakNya jika manusia duniamu mati dan hidup bagi Tuhan.”3

1 Counsels on Stewardship, p. 154.

2 The Desire of Ages, p. 635.

3 Testimonies for the Church, vol. 3, p. 543.

Tanggapan : Ia adalah segalanya dan dalam segalanya

Adriana Teixeira, Tatuí, São Paulo, Brazil


Apakah Yesus Sedang Menunda?

Bukti

Roma 8 : 25, Wahyu 1 : 7, 22 : 7

Nilai-nilai dalam masyarakat berkembang cepat. Jika saya lpar, saya tinggal memesan makanan di restoran atau mampir ke tempat makanan cepat saji. Kurang dari 3 menit saya bisa makan roti isi. Saat saya membeli produk melalui internet atau melalui telepon, saya ingin secepatnya dilayani. Bagaimana kebutuhan untuk serba cepat ini berpengaruh pada iman kita? Majalah UFO edisi September 2006 memberitakan bahwa Yesus akan datang pada bulan April 2007. Hal ini menghebohkan pembacanya dan mengungkapkan satu lagi contoh kebutuhan masyarakat akan ketergesaan.

Alkitab dengan jelas menyatakan tentang kedatangan Yesus. Namun begitu, mengharapkan kedatanganNya tidaklah selalu mudah. Kita menggunakan beragam alasan mengapa Yesus harus segera datang –ketidakadilan, perang, kelaparan, bencana alam, kurangnya kasih. Daftar ini bisa semakin panjang. Saat Paul menulis surat pda orang percaya dimasanya, ia mengingatkan mereka tentang kekuatiran ini. (II Petrus 3 : 3,4). Namun ia juga menenangkan mereka (kita juga) saat ia menulis,”Tuhan tidak lalai menepati janjiNya, sekalipun ada orang yang menganggapnya kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada orang yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. (II Petrus 3 : 9) Kedatangan Yesus akan mengakhiri keinginan akan tergesaan. Saat menunggu, baiknya kita melakukan hal-hal berikut ini : (1) Mengharapkan Yesus datang kembali. (2) Hiduplah seperti Yesus hidup saat Ia berada di dunia. (3) Libatkan diri dalam kegiatan yang membuat kita tenang dan letakan diri kita pada posisi dimana kita bisa berkomunikasi denganNya, termasuk belajar Alkitab, berdoa, hidup sederhana, menolong sesame, dll. (4) Bertumbuh dalam anugerah.

Saat dunia ini berakhir, kita akan menikmati manisnya menanti dan percaya akan janji-janji Tuhan. Betapa indah hari itu!

”Suara Tuhan terdengar dari surga, menyatakan hari dan jam kedatangan Yesus dan menepati janji kekal kepada umatNya. Seperi halilintar, firmanNya akan bergemuruh di seluruh bumi. Israel rohani akan mendengar dengan mata yang terbuka lebar. Keberadaan mereka akan bersinar karena kemulianNya, dan bersinar sama seperti wajah Musa saat ia turun daro Sinai. Orang berdosa tidak akan bisa menatapnya. Dan saat berkat itu turun atas mereka yang mengasihi Tuhan dengan memelihara Sabat. Teriakan kemenangan kan diserukan.

“Segera akan muncul awan tebal kecil di timur, seukuran setengah telapak tangan manusia. Awan itu mengelilingi Juru Selamat dan yang semula jauh akan muncul dari kegelapan. Umat Allah mengetahui hal ini sebagai tanda Anak Manusia. Dalam kesunyian yang suci, mereka akan terperanjat saat kedatangan itu semakin dekat ke bumi.” *

*The Great Controversy, pp. 640, 641.

Kutipan : Mengharapkan Yesus datang kembali

Aline Santos, Tatuí, São Paulo, Brazil


Bersahabat Selamanya

Bagaimana Untuk

Lukas 21 : 25-28

Saat Kristus ada di bumi, Ia adalah hamba yang memenuhi semua kebutuhan orang. Ia berbicara kepada hati dengan kuasa kasih yang seperti emas. Ia menyembuhkan sakit rohani dan jasmani. Ia adalah seorang Raja yang bersahabat yang berjalan bersama umat percaya dan memberikan kehidupanNya sendiri bagi mereka supaya mereka selamat dari kerajaan kegelapan.

Raja itu akan datang kembali. Tanda-tanda kedatanganNya (Matius 24) jelas dan sedang terjadi saat kita membaca ini. KedatanganNya akan menjadi peristiwa besar saat semua sahabat-sahabatNya dari semua zaman akan datang Bagaimana kita mempersiapkan peristiwa itu?

1. Mencari kerajaan Allah. Biarkan Kristus bertahta di singasana hatimu dan memerintah seluruh aspek hidupmu (Matius 6 : 33). Izinkan Roh Kudus mengubahmu setiap hati. Kerajaan Allah dimulai di hatimu.

2. Belajar pesan-pesan dari sang Raja. Alkitab adalah surat-suratNya. Bacalah krena firman Tuhan member ketenangan, membesarkan hati, dan member harapan. Siapkan waktu setiap hari untuk merenungkan pesan-pesaNya. Firman Tuhan adalah roti surga bagi jiwamu.

3. Masuk ke dalam ruangan tahta Raja. Ia sedang menunggumu, dan di sinilah anda akan menermukan pertolongan yang anda butuhkan (Ibrani 4 : 16). Disinilah anda dapat berbicara padaNya sebagai sahabat. Ceritakan semua yang da dalam jiwamu. Ia akan mendengarkan semuanya.

4. Menjadi wakilNya yang setia. Ia telah memberi anda misi yang mulia, misi untuk menjadi wakilNya di dunia ini. Tindakan dan kata-kata anda akan membu orang melihat betapa hebatnya Raja itu.

Saat Ia datang dengan malaikat-malaikat, kita akan mengalami peristiwa paling luar biasa yang terjadi di semesta ini. Kristus akan memeluk kita, dan membawa kita pulang ke surga. Bersiaplah. Berdirilah teguh dengan harapan. Raja kita akan segera datang!

Reaksi

1. Mengapa orang kehilangan harapan kedatangan Kristus?

2. Apakah bijaksana bila kita membuat rencana jangka panjang saat kita menyadari kedatangan Tuhan sudah sekat? Jelaskan!

Kutipan : Berdirilah teguh dengan harapan.

Marcos Ribeiro, Itaberaba, Bahia, Brazil


Belum….

Pendapat

II Timotius 4 : 8; II Petrus 3 : 11, 12

Kedatangan yang kedua memiliki arti istimewa bagi saya. Saat saya masih kecil saya melihatnya dengan cara yang berbeda. Saya merasa takut. Saya pernah bermimpi saat Ia datang, saya hilang. Sungguh satu mimpi buruk!

Tahun-tahun berlalu. Saat saya berada di puncak masa muda saya, ketakutan saya bukan karena saya akan kehilangan keselamatan, tapi bagaimana kalau saya tidak memiliki waktu cukup untuk mencapai semua cita-cita saya. “Tolonglah Tuhan. Saya ingin Engkau datang, namun jangan sekarang. Saya bahkan belum menikah!”

Pernahkah anda merasa seperti itu? Firman Tuhan mengatakan,”Jadi segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya. (II Petrus 3 : 11, 12) Baca juga II Timotius 4 : 8

Kerinduan, pengharapan besar, sukacita – adalah perasaan yang memenuhi jiwa kita saat kita memikirkan kedatangan Kristus yang tidak lama lagi. Bagi mereka yang menanti kedatanganNya Ia akan datang tanpa dosa demi keselamatan. Namun jika pikiran kita dipenuhi dengan hal-hal duniawi, kita tidak akan merasa berbahagia saat menanti kedatanganNya.*

Jika kita tidak menanti kedatangan Yesus yang kedua kali dengan sukacita dan pengharapan, kedatangan Yesus tidaklah istimewa karena kita dipenuhi oleh hal-hal duniawi. Tentu saja, menikamti kehidupan, merencanakan masa depan, mewujudkan mimpi, dan merasakan kebahagiaan saat berada di bunia bukanlah sesuatu yang salah. Masalahnya adalah saat hal-hal duniawi memenuhi semua pikiran kit sehingga Allah tidak lagi menjadi yang terutama.

Disisi lain, jika Tuhan adalah pusat dari kehidupan kita, jika Yesus adalah sahabat terbaik kita, jika surga dan hal-hal yang menjadi kesukaan bagi Kristus adalah tujuan kita dan kasih kita kepadaNya sangat besar, kita akan menjawab ‘Amin. Datanglah Tuhan Yesus’ (Wahyu 22 : 20) Biarlah doa ini memenuhi hati kita dengan kesukaan!

Reaksi

Utamakan semua yang penting bagi anda. Lalu susunlah daftar dimana Tuhan ada diurutan pertama. Jika dibutuhkan tambahkan hal lain seprti bersaksi, kebaktian keluarga, kebaktian pribadi, dll. Akhirnya, berodalah Tuhan akan membantu melaksanakan prioritas hidup anda.

*In Heavenly Places, p. 355.

Kutipan : Sungguh satu mimpi buruk!

Marily Sales dos Reis, Tatuí, São Paulo, Brazil


Jumat 27 Juni

“Aku Akan Datang Kembali”

Penjelajahan

Ibrani 9 : 28

Putuskan

Satu dari kalimat paling populer dalam sejarah film adalah tiga kata yang diucapkan Arnold Schwarzenneger dalam film fiksi ilmiah The Terminator,”Aku akan kembali’ (I’ll be back).

Bagi orang Kristen, janji Kristus itu juga merupakan peringatan. “Aku akan datang kembali” yang dikatakan Yesus di Yohanes 14 : 3 mengikuti ikrarNya untuk menyediakan tempat bagi kita. Kedatangan Yesus adalah berita baik. Itu berarti akhir dari penderitaan, sakit, dan kematian – selamanya! Yang paling penting, itu bukanlah skrip film Holywood. Itu kenyataan, dan sangat penting, yang dapat anda bagikan dengan sahabat dan keluarga.

Renungkan

· Diskusikan lukisan-lukisan dan karya lain yang mengambarkan kedatangan Yesus yang kedua kali yang sudah anda lihat selama bertahun-tahun. Dengan satu atau dua orang temanmu bagilah pengalaman anda dan pelajari apa yang mereka ketakan.

· Cobalah menghitung jumlah orang yang pernah tinggal di bumi (Google dapat membantumu melakukannya) dan bayangkan bagaimana mengatur semuanya saat Yesus datang.

· Tulislah sebuah ‘renungan’ tentang kedatangan kedua kali dalam pandangan anda sendiri dan bandingkan dengan pendahuluan pelajaran ini.

· Buatlah sebuah jamuan makan seperti yang akan kita alami saat Yesus kembali (Lukas 14 : 15; Wahyu 19 : 9). Buatlah jamuan makan sederhana di kelas dengan piring-piring ringan sehingga anda akan menikmati peristiwa sebenarnya.

· Wawancarai orang-orang di jalan dan tanyakan apa yang mereka pikirkan tentang kedatangan Kristus yang kedua kali. Gunakan kamera video, jika memungkinkan, dan edit hasilnya di computer. Putar film itu di kelas.

· Cari cerita di balik kisah ‘Kita Punya Satu Pengharapan’. Bacalah liriknya dan ceritakan apa artinya bagi anda. (No 214 dalam bukuThe Seventh-day Adventist Hymnal ataupun Companion to the Seventh-day Adventist® Hymnal).

Hubungkan

The Great Controversy, chaps. 40, 42.

Karl Haffner, The Cure for the Last Daze;

Marvin Moore, Could It Really Happen?

Jean Kellner, Rockville, Maryland, U.S.A.